Salah satu cara menenangkan pikiran dari segala tuntutan rutinitas sehari-hari yakni dengan berlibur. Menurut sejumlah pakar ekonomi, generasi millenial saat ini lebih memprioritaskan liburan daripada keinginannya untuk memiliki hunian atau tabungan jangka panjang.
Kenapa begitu, dilihat dari tiga tahun belakangan ini sekitar 40 persen penghasilan masyarakat khususnya kaum muda dialokasikan untuk tabungan jalan-jalan. Seorang profesor psikologi di Cornell University mengatakan millenial melihat aspek sebuah kebahagiaan melalui pengalaman serta tantangan baru yang tidak bisa didapatkan dengan uang.
Hal ini pula yang memengaruhi perubahan dan perkembangan industri pariwisata Indonesia, sehingga banyak orang yang tertarik untuk beriwisata serta menemukan kebahagiaan yang sama.
Selain keindahan panorama di sejumlah titik, pariwisata Indonesia juga semakin diperkuat dengan deretan kuliner lokal yang menawarkan keunikan. Terdapat simbiosis yang sangat kuat antara pariwisata dengan kuliner yakni sebagai alat promosi yang super efektif untuk meningkatkan di kedua sektor.
Sejumlah negara berkembang termasuk Indonesia telah melihat peluang besar itu, sehingga memunculkan sebuah strategi baru dalam memperkenalkan budaya kuliner yang memiliki cita rasa otentik sebagai identitas suatu daerah.
"Kami terus berupaya mengembangkan industri kuliner untuk bersinergi dengan pariwisata. Hal ini terbukti bahwa kuliner menjadi urutan pertama dalam bidang ekonomi kreatif dengan total perentase sekitar 7 persen dan mengalahkan industri fashion yang berada di tingkatan kedua. Tentunya perubahan yang signifikan ini berkat dukungan luar biasa dari seluruh lapisan masyarakat terutama anak muda," ungkap Arief Yahya selaku Mentri Pariwisata saat ditemui di Kementrian Pariwisata, Jakarta, Senin (9/4).
Ide-ide baru lahir dari tangan-tangan kreatif muda untuk memperkuat hubungan antara kuliner dengan pariwisata. Kolaborasi yang sangat menguntungkan ini juga dijadikan sebagai bagian dari promosi di luar negeri. Sehingga Indonesia bisa menunjukkan identitas kekhasan di mata dunia.
0 comments:
Post a Comment